Organisasi Pada
Masa Pergerakan Nasional
1.
Budi Utomo
Organisasi Budi Utomo atau
disingkat BU itu didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh
para mahasiswa STOVIA di Batavia dengan
Sutomo sebagai ketuanya nih. Terbentuknya organisasi itu tuh atas dasar ide dari dr. Wahidin Sudirohusodo yang sebelumnya juga udah keliling jawa untuk
membangun Studiefounds. Tapi Studiesfounds tenytanya ga berhasil dan berhenti, tapi yaa
walaupun tidak berhasil ketidakberhasilan tersebut melahirnya organisasi Budi
Utomo itu guys,keren ga tuh?
TujuanBudi utomo tuh ini
guys:
1) memajukan pengajaran;
2) memajukan pertanian, peternakan dan
perdagangan;
3) memajukan teknik dan industri
4) menghidupkan kembali kebudayaan.
Budi Utomo tuh punya andil dan jasa yang besar dalam sejarah pergerakan nasional,
karna dia yang mempelopori
pergerakan nasional di Indonesiakarna itu setiap tanggal 20 mei selalu
diperingati dengan hari kebangkitan nasional kan guys.
2.
Sarekat Islam (SI)
Tiga tahun setelah berdirinya Budi Utomo, yakni tahun 1911 berdirilah
Sarekat Dagang Islam ( SDI ) di Solo oleh H. Samanhudi, seorang pedagang batik
dari Laweyan Solo.
Organisasi Sarekat Dagang
Islam berdasar pada dua hal berikut ini.
a. Agama Islam.
b. Ekonomi,
tujuan Sarekat
Islam sebagai berikut:
1) memajukan perdagangan;
2) membantu para anggotanya yang mengalami
kesulitan dalam bidang usaha (permodalan);
3) memajukan kepentingan rohani dan jasmani
penduduk asli;
4) memajukan kehidupan agama Islam.
3.
Indische Partij (IP)
Indische Partij (IP) didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912
oleh Tiga Serangkai, yakni Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo), dr. Cipto
Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara).
Organisasi ini mempunyai cita-cita untuk
menyatukan semua golongan yang ada di Indonesia, baik golongan Indonesia asli
maupun golongan Indo, Cina, Arab, dan sebagainya. Mereka akan dipadukan dalam
kesatuan bangsa dengan membutuhkan semangat nasionalisme Indonesia.
Cita-cita Indische Partij banyak disebar-luaskan melalui surat kabar
De Expres.
Di samping itu juga disusun program kerja
sebagai berikut:
1) meresapkan cita-cita nasional Hindia
(Indonesia).
2) memberantas kesombongan sosial dalam
pergaulan, baik di bidang pemerintahan, maupun kemasyarakatan.
3) memberantas usaha-usaha yang membangkitkan
kebencian antara agama yang satu dengan yang lain.
4) memperbesar pengaruh pro-Hindia di lapangan
pemerintahan.
5) berusaha untuk mendapatkan persamaan hak
bagi semua orang Hindia.
6) dalam hal pengajaran, kegunaannya harus
ditujukan untuk kepentingan ekonomi Hindia dan memperkuat mereka yang
ekonominya lemah.
Selanjutnya, Indische
Partij berganti nama menjadi Partai Insulinde dan pada tahun
1919 berubah lagi menjadi National Indische Partij (NIP). National
Indische Partij tidak pernah mempunyai pengaruh yang besar di
kalangan rakyat dan akhirnya hanya merupakan perkumpulan orang-orang
terpelajar.
4.
Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan oleh Kiai Haji Ahmad
Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Asas perjuangannya ialah
Islam dan kebangsaan Indonesia, sifatnya nonpolitik. Muhammadiyah bergerak di
bidang keagamaan, pendidikan, dan sosial menuju kepada tercapainya kebahagiaan
lahir batin.
Tujuan Muhammadiyah ialah sebagai berikut.
1) memajukan pendidikan dan pengajaran
berdasarkan agama Islam;
2) mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan
cara-cara hidup menurut agama Islam.
Untuk mencapai tujuan tersebut, usaha yang
dilakukan oleh Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
1) mendirikan sekolah-sekolah yang berdasarkan
agama Islam ( dari TK sampai
dengan perguruan tinggi);
2) mendirikan poliklinik-poliklinik, rumah
sakit, rumah yatim, dan masjid;
3) menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan.
Muhammadiyah berusaha untuk mengembalikan
ajaran Islam sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadis. Itulah sebabnya penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran agama Islam secara modern dan memperteguh keyakinan
tentang agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenarnya.
Kegiatan Muhammadiyah juga telah memperhatikan pendidikan wanita yang dinamakan
Aisyiah, sedangkan untuk kepanduan disebut Hizbut Wathon ( HW ).
5. Gerakan Pemuda
Gerakan pemuda Indonesia, sebenarnya telah dimulai sejak berdirinya
Budi Utomo, namun sejak kongresnya yang pertama perannya telah diambil oleh
golongan tua (kaum priayi dan pegawai negeri) sehingga para pemuda kecewa dan
keluar dari organisasi tersebut. Baru beberapa tahun kemudian, tepatnya pada
tanggal 7 Maret 1915 di Batavia berdiri Trikoro Dharmo oleh R. Satiman
Wiryosanjoyo, Kadarman, dan Sunardi.
Trikoro Dharmo yang diketui oleh R. Satiman Wiryosanjoyo merupakan oeganisasi pemuda yang pertama yang anggotanya terdiri atas para siswa sekolah menengah berasal dari Jawa dan Madura. Trikoro Dharmo, artinya tiga tujuan mulia, yakni sakti, budi, dan bakti. Tujuan perkumpulan ini adalah sebagai berikut:
Trikoro Dharmo yang diketui oleh R. Satiman Wiryosanjoyo merupakan oeganisasi pemuda yang pertama yang anggotanya terdiri atas para siswa sekolah menengah berasal dari Jawa dan Madura. Trikoro Dharmo, artinya tiga tujuan mulia, yakni sakti, budi, dan bakti. Tujuan perkumpulan ini adalah sebagai berikut:
1) mempererat tali persaudaraan antar
siswa-siswi bumi putra pada sekolah menengah dan perguruan kejuruan;
2) menambah pengetahuan umum bagi para
anggotanya;
3) membangkitkan dan mempertajam peranan untuk
segala bahasa dan budaya.
6.
Taman Siswa
Dengan berdirinya Taman Siswa, Suwardi
Suryaningrat memulai gerakan baru bukan lagi dalam bidang politik melainkan
bidang pendidikan, yakni mendidik angkatan muda dengan jiwa kebangsaan
Indonesia berdasarkan akar budaya bangsa.
Sekolah Taman Siswa dijadikan sarana untuk
menyampaikan ideologi nasionalisme kebudayaan, perkembangan politik, dan juga
digunakan untuk mendidik calon-calon pemimpin bangsa yang akan datang.
Berkat jasa dan perjuangannya yakni
mencerdaskan kehidupan menuju Indonesia merdeka maka tanggal 2 Mei (hari
kelahiran Ki Hajar Dewantara) ditetapkant sebagai hari Pendidikan Nasional. Di
samping itu, "Tut Wuri Handayani" sebagai semboyan terpatri dalam
lambang Departemen Pendidikan Nasional.
7. Partai Komunis Indonesia (PKI)
Benih-benih paham Marxis dibawa masuk ke
Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama H.J.F.M. Sneevliet. Atas dasar
Marxisme inilah kemudian pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet
bersama-sama dengan J.A. Brandsteder, H.W. Dekker, dan P. Bersgma berhasil
mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Ternyata ISDV
tidak dapat berkembang sehingga Sneevliet melakukan infiltrasi (penyusupan)
kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV sebagai
anggota SI, dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV.
PKI semakin aktif dalam percaturan politik dan
untuk menarik massa maka dalam propagandanya PKI menghalalkan secara cara.
Sampai-sampai tidak segan-segan untuk mempergunakan kepercayaan rakyat kepada
ayat-ayat Al - Qur'an dan Hadis bahkan juga Ramalan Jayabaya dan Ratu
Adil.
Kemajuan yang diperolehnya ternyata membuat
PKI lupa diri sehingga merencanakan suatu petualangan politik. Pada tanggal 13
November 1926 PKI melancarkan pemberontakan di Batavia dan disusul di
daerah-daerah lain, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Di Sumatra
Barat pemberontakan PKI dilancarkan pada tanggal 1 Januari 1927. Dalam waktu
yang singkat semua pemberontakan PKI tersebut berhasil ditumpas. Akhirnya,
ribuan rakyat ditangkap, dipenjara, dan dibuang ke Tanah Merah dan Digul Atas
(Papua).
8.
Partai Nasional Indonesia (PNI)
Algemene Studie Club di Bandung yang didirikan
oleh Ir. Soekarno pada tahun 1925 telah mendorong para pemimpin lainnya untuk
mendirikan partai politik, yakni Partai Nasional Indonesia ( PNI). PNI didirikan
di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 oleh 8 pemimpin, yakni dr. Cipto
Mangunkusumo, Ir. Anwari, Mr. Sartono, Mr. Iskak, Mr. Sunaryo, Mr. Budiarto,
Dr. Samsi, dan Ir. Soekarno sebagai ketuanya. Kebanyakan dari mereka adalah
mantan anggota Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda yang baru kembali ke
tanah air.
program kerja sebagaimana dijelaskan dalam
kongresnya yang pertama di Surabaya pada tahun 1928, seperti berikut.
1) Usaha politik, yakni memperkuat rasa
kebangsaan (nasionalisme) dan kesadaran atas persatuan bangsa Indonesia,
memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan, mempererat kerja sama dengan
bangsa-bangsa Asia, dan menumpas segala rintangan bagi kemerdekaan diri dan
kehidupan politik.
2) Usaha ekonomi, yakni memajukan perdagangan
pribumi, kerajinan, serta mendirikan bank-bank dan koperasi.
3) Usaha sosial, yaitu memajukan pengajaran
yang bersifat nasional, meningkatkan derajat kaum wanita, memerangi
pengangguran, memajukan transmigrasi, memajukan kesehatan rakyat, antara lain
dengan mendirikan poliklinik.
9.
Gerakan Wanita
Munculnya gerakan wanita di Indonesia, khusunya di Jawa dirintis oleh
R.A. Kartini yang kemudian dikenal sebagai pelopor pergerakan wanita Indonesia.
R.A. Kartini bercita-cita untuk mengangkat derajat kaum wanita Indonesia
melalui pendidikan.
Cita-citanya tersebut tertulis dalam surat-suratnya yang kemudian berhasil dihimpun dalam sebuah buku yang diterjemahkan dalam judul Habis Gelap Terbitlah Terang. Cita-cita R.A. Kartini ini mempunyai persamaan dengan Raden Dewi Sartika yang berjuang di Bandung.
Cita-citanya tersebut tertulis dalam surat-suratnya yang kemudian berhasil dihimpun dalam sebuah buku yang diterjemahkan dalam judul Habis Gelap Terbitlah Terang. Cita-cita R.A. Kartini ini mempunyai persamaan dengan Raden Dewi Sartika yang berjuang di Bandung.
Semasa Pergerakan Nasional maka muncul gerakan
wanita yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial budaya.
Organisasi-organisasi yang ada, antara lain sebagai berikut.
1) Putri Mardika di Batavia (1912)
2) Kartinifounds
3) Kerajinan Amal Setia
4) Aisyiah,
5) Organisasi Kewanitaan lain yang berdiri
cukup banyak, misalnya Pawiyatan Wanito di Magelang (1915), Wanito Susilo di
Pemalang (1918), Wanito Rukun Santoso di Malang, Budi Wanito di Solo, Putri
Budi Sejati di Surabaya (1919), Wanito Mulyo di Yogyakarta (1920), Wanito Utomo
dan Wanito Katolik di Yogyakarta (1921), dan Wanito Taman Siswa (1922).
No comments:
Post a Comment