Neolitikum
I.
Peralatan
1.
Pahat Segi Panjang
Daerah asal kebudayaan pahat segi panjang ini meliputi Tiongkok Tengah dan
Selatan, daerah Hindia Belakang sampai ke daerah sungai gangga di India,
selanjutnya sebagian besar dari Indonesia, kepulauan Philipina, Formosa,
kepulauan Kuril dan Jepang.
2. Kapak Persegi
Asal-usul penyebaran kapak
persegi melalui suatu migrasi bangsa Asia ke Indonesia. Nama kapak persegi diberikan
oleh Van Heine Heldern atas dasar penampang lintangnya yang berbentuk persegi
panjang atau trapesium. Penampang kapak persegi tersedia dalam berbagai ukuran,
ada yang besar dan kecil. Yang ukuran besar lazim disebut dengan beliung dan
fungsinya sebagai cangkul/pacul. Sedangkan yang ukuran kecil disebut dengan
Tarah/Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu
sebagaimana lazimnya pahat.
Bahan untuk membuat kapak tersebut selain dari batu biasa, juga dibuat dari
batu api/chalcedon. Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari calsedon hanya
dipergunakan sebagai alat upacara keagamaan, azimat atau tanda kebesaran. Kapak
jenis ini ditemukan di daerahi Sumatera, Jawa, bali, Nusatenggara, Maluku,
Sulawesi dan Kalimantan.
3. Kapak Lonjong
Sebagian besar kapak
lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman. Bentuk keseluruhan
dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang lancip menjadi
tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam. Untuk itu bentuk
keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus.
Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan Walzenbeil
dan yang kecil disebut dengan Kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama
dengan kapak persegi. Daerah penyebaran kapak lonjong adalah Minahasa, Gerong,
Seram, Leti, Tanimbar dan Irian. Dari Irian kapak lonjong tersebar meluas
sampai di Kepulauan Melanesia, sehingga para arkeolog menyebutkan istilah lain
dari kapak lonjong dengan sebutan Neolithikum Papua.
4.
Kapak Bahu
Kapak jenis ini hampir sama seperti kapak persegi, hanya saja di bagian yang
diikatkan pada tangkainya diberi leher. Sehingga menyerupai bentuk botol yang
persegi. Daerah kebudayaan kapak bahu ini meluas dari Jepang, Formosa, Filipina
terus ke barat sampai sungai Gangga. Tetapi anehnya batas selatannya adalah
bagian tengah Malaysia Barat. Dengan kata lain di sebelah Selatan batas ini
tidak ditemukan kapak bahu, jadi neolithikum Indonesia tidak mengenalnya,
meskipun juga ada beberapa buah ditemukan yaitu di Minahasa.
5.
Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah)
Jenis perhiasan ini banyak di temukan di wilayah jawa terutama gelang-gelang
dari batu indah dalam jumlah besar walaupun banyak juga yang belum selesai
pembuatannya. Bahan utama untuk membuat benda ini di bor dengan gurdi kayu dan
sebagai alat abrasi (pengikis) menggunakan pasir. Selain gelang ditemukan juga
alat-alat perhisasan lainnya seperti kalung yang dibuat dari batu indah pula.
Untuk kalung ini dipergunakan juga batu-batu yang dicat atau batu-batu akik.
6.
Pakaian dari kulit kayu
Pada zaman ini mereka telah dapat membuat pakaiannya dari kulit kayu yang
sederhana yang telah di perhalus. Pekerjaan membuat pakaian ini merupakan
pekerjaan kaum perempuan. Pekerjaan tersebut disertai pula berbagai larangan
atau pantangan yang harus di taati. Sebagai contoh di Kalimantan dan Sulawesi
Selatan dan beberapa tempat lainnya ditemukan alat pemukul kulit kayu. Hal ini
menunjukkan bahwa orang-orang zaman neolithikum sudah berpakaian.
7. Tembikar (Periuk belanga)
Bekas-bekas yang pertama
ditemukan tentang adanya barang-barang tembikar atau periuk belanga terdapat di
lapisan teratas dari bukit-bukit kerang di Sumatra, tetapi yang ditemukan hanya
berupa pecahan-pecahan yang sangat kecil. Walaupun bentuknya hanya berupa
pecahan-pecahan kecil tetapi sudah dihiasi gambar-gambar. Di Melolo, Sumba
banyak ditemukan periuk belanga yang ternyata berisi tulang belulang manusia.
II.
Tipe Manusia
Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria),
Austro-Asia (Khamer-Indocina) . Pendukung kebudayaan ini adalah homo sapiens
dengan ras Mongoloide (mayoritas) dan ras Austromelanosoide (minoritas).